
Kenali Gejala Subvarian Omicron Covid Centaurus
Jakarta -Menurut laporan Kementerian Kesehatan, pada 18 Juli 2022 terdeteksi munculnya subvarian Omicron Centaurus BA.2.75 alias Covid Centaurus, di Indonesia.
Varian baru ini memiliki karakter yang hampir sama dengan varian BA.1, BA.2 serta BA.4 dan BA.5.
Meskipun demikian, lamanya gejala yang dirasakan penderita Omicron Centaurus berbeda dengan flu dan pilek biasa.
Bahkan WHO memasukkan varian ini dalam kategori VOC-LUM dan memerlukan pengawasan ketat, sebab memiliki potensi cukup mengkhawatirkan.
Ini dikarenakan BA.2.75 memiliki penyebaran lebih cepat, bisa sampai 9 kali lipat dari BA.5, yang melanda dunia beberapa waktu terakhir.
Hanya saja, gejala yang dirasakan penderita BA.2.75 lebih ringan jika dibandingkan dengan varian Delta.
Lantas bagaimana gejala Omicron BA.2.75 Centaurus? Mengutip laman resmi Rumah Sakit Royal Progress di situs royalprogres.com, subvarian Centaurus B.2.75 umumnya menimbulkan beberapa gejala, seperti:kehilangan rasa (ageusia), demam, batuk, pilek, diare, pusing, muntah, sakit kepala, sesak napas, nyeri tenggorokan, kehilangan selera makan, dan kehilangan penciuman (anosmia).
Lebih dari itu, orang yang terinfeksi BA.2.75 juga mengeluhkan hidung tersumbat atau berair, serta batuk tanpa dahak terus-menerus.
Berdasarkan peninjauan, sampai saat ini, di Indonesia gejala yang paling banyak dirasakan adalah sakit punggung, terutama nyeri punggung bagian bawah.
Kondisi ini membuat pasien merasa lemah dan bahkan membatasi mobilitas.
Selain itu, penderita juga mengalami sakit tenggorokan yang disertai demam, yang akan langsung memburuk di hari pertama.
Tetapi, bisa segera membaik sebelum hari ke-5.
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti seberapa parah subvarian Omicron Centaurus BA.2.75 atau disingkat Covid Centaurus ini.
Namun diperkirakan, gejala yang muncul pada orang yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis lengkap, umumnya lebih ringan.
DELFI ANA HARAHAP