Perlunya Pilih Menu Sarapan Sesuai Jenis Aktivitas
Spesialis gizi di RS Siloam TB Simatupang Jakarta, Christopher Andrian, mengingatkan orang untuk menyesuaikan menu sarapan dengan aktivitas harian karena kebutuhan nutrisi setiap orang berbeda.
“Tergantung, habis sarapan itu kita mau apa.
Kalau habis sarapan terus tidur lagi kira-kira penting enggak? Istilahnya, sarapan itu bahasa Inggrisnya breakfast.
Mem-break fasting, karena kita sudah puasa selama tidur,” jelas Christopher.
Salah satu jenis diet yang cukup banyak dilakukan adalah puasa intermittent.
Pola diet ini dilakukan dengan cara menentukan jadwal makan di jam-jam tertentu.
Menurut Christopher, pola diet ini juga dapat membantu menurunkan berat badan.
“Ada juga sekarang istilahnya kalau diet itu intermitten fasting.
Itu kita tidak makan sampai jam tertentu.
Biasanya mereka rapel jam makan dari jam 12 siang sampai jam 5 sore, misalnya.
Ini ada plus minus sebetulnya karena kalau misalnya kita kasih detail seperti itu, berarti dia cuma punya waktu makan itu pendek.
Mau makan apa saja bebas yang penting dari jam 12 sampai jam 5,” papar Christopher.
“Secara enggak langsung dia mengurangi total impact hariannya.
Bisa turun enggak berat badan? Bisa-bisa saja karena dia enggak sarapan.
Itu berarti dia mengurangi impact kalori hariannya.
Tapi tergantung makanannya apa, balik lagi sama kebiasaan,” tambahnya.
Perhatikan karbohidratNamun, Christopher juga menegaskan agar kita waspada dalam menjalankan program diet tersebut sebab di kondisi kesehatan tertentu, sarapan sangat penting.
Misalnya, penderita maag atau diabetes, sehingga Christopher mengatakan sebelum memilih jenis diet, cobalah untuk mengenali diri sendiri lebih dulu.
Dengan demikian, diet pun akan lebih efektif dan lebih sehat.
“Kalau ditanya sarapan apa enggak, sehat apa enggak, misal orang yang ada sakit maag, orang yang sakit gula, diabetes, lebih baik sarapan supaya gula darahnya lebih stabil, supaya lambung kerjanya enggak berat, makanya penting sarapan untuk itu, apalagi kalau yang aktivitasnya tinggi,” ujar Christopher.
“Kalau aktivitas tinggi terus enggak makan, risiko gula darah drop besar.
Apalagi, sekarang banyak yang menghindari karbo.
Padahal, itu masih kita perlukan untuk konsentrasi, suplai darah ke otak, karena kalau kekurangan gula bisa lemas, gemetar, bahkan mengganggu konsentrasi.” Terakhir, dia juga menegaskan agar yang sedang diet penurunan berat badan untuk tidak mengonsumsi dua atau tiga jenis karbohidrat sekaligus sebab hal ini justru akan menggagalkan diet dan dapat mengganggu kesehatan.
“Kalau mau sarapan prinsipnya jangan mengkombinasikan dua atau tiga jenis karbo dalam sekali makan.
Ini buat yang mau turunin berat badan.
Jadi, kalau misalnya makan roti, pilihlah isi sumber protein, sumber lemak yang baik, dan juga serat,” tuturnya.